• Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah.
Sabtu, 25 Oktober 2025

Menjamu Tamu Rosululloh

Menjamu Tamu Rosululloh
Bagikan

Dan mereka lebih mengutamakan orang lain daripada diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. [QS. Al-Hasyr:9]

Ayat ini adalah definisi dari sifat itsar (mengutamakan), yaitu mengutamakan/mendahulukan keperluan orang lain daripada diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan.

Ada kisah menarik berkenaan asbabun nuzul atau sebab turunnya ayat ini.

Imam Bukhori berkata dalam kitab Shohihnya:
Telah bercerita kepada kami Musaddad, telah bercerita kepada kami ‘Abdulloh bin Daud dari Fudhoil bin Ghozwan dari Abu Hazim dari Abu Huroiroh rodhiallohu’anhu bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ lalu beliau datangi istri-istri beliau. Para istri beliau berkata, “Kami tidak punya apa-apa selain air.” Maka kemudian Rasulullah ﷺ berkata kepada orang banyak, “Siapakah yang mau mengajak atau menjamu orang ini?” Maka seorang laki-laki dari Anshar berkata, “Aku.” Sahabat Anshar itu pulang bersama laki-laki tadi menemui istrinya lalu berkata, “Muliakanlah tamu Rasulullah ﷺ ini.” Istrinya berkata, “Kita tidak memiliki apa-apa kecuali sepotong roti untuk anakku.” Shohabat Anshar itu berkata, Suguhkanlah makanan kamu itu lalu matikanlah lampu dan tidurkanlah anakmu.” Ketika mereka hendak menikmati makan malam, maka istrinya menyuguhkan makanan itu lalu mematikan lampu dan menidurkan anaknya kemudian dia berdiri seakan hendak memperbaiki lampunya, lalu dimatikannya kembali. Suami-istri hanya menggerak-gerakkan mulutnya (seperti mengunyah sesuatu) seolah keduanya ikut menikmati hidangan. Kemudian keduanya tidur dalam keadaan lapar karena tidak makan malam. Ketika pagi harinya, pasangan suami istri itu menemui Rosululloh ﷺ. Maka beliau berkata, “Tadi malam Alloh tertawa atau kagum karena perbuatan kalian berdua.” Maka kemudian Alloh menurunkan firman-Nya dalam QS. Al-Hasyr ayat 9 yang artinya: (“Dan mereka lebih mengutamakan orang lain daripada diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”). [Shohih Bukhori No.3514 atau No.3798 pada Fathul Bari]

Menjamu Tamu Rosululloh

Dalam hadits itu setidaknya ada dua hal yang menarik. Pertama, sifat itsar shohabat anshor tersebut. Kedua, semangat shohabat anshor itu dan isterinya di dalam menjamu tamunya Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam. Dan betapa beruntung anak mereka karena mendapatkan didikan yang sedemikian rupa sejak usia dini.

Dan sungguh, dalam acara peringatan maulid Nabi yang lurus yang tidak ada penyimpangan di dalamnya, maka para hadhirin itu haqiqatnya adalah tamu-tamunya Rosululloh. Begitu pula dalam semua pengajian-pengajian lurus yang mengkaji ajaran-ajaran Rosululloh, hadhirin itu juga tamu-tamunya Rosululloh, dan majelis seperti itu sebenarnya adalah majelisnya Rosululloh. Menjamu mereka itu sama saja dengan menjamu tamu-tamunya Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam. Maka siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya untuk menjamu tamu-tamunya Rosululloh, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

SebelumnyaMenuduh Sesama MuslimSesudahnyaBimbingan Orangtua Saat Menonton
Tahun Berdiri1997