• Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah.
Sabtu, 25 Oktober 2025

Menjadi Masyarakat Nabawi Di Era Digital

Menjadi Masyarakat Nabawi Di Era Digital
Bagikan

Dari Jabir bin Abdulloh rodhiyallohu ‘anhu berkata: Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik perkataan yang benar adalah Kitabullah dan seutama-utamanya petunjuk adalah petunjuk Muhammad (shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam).” (Hadits riwayat Ahmad, Muslim, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).

Pisau memang bisa digunakan sebagai alat untuk merugikan. Tetapi lebih banyak hal yang menguntungkan yang bisa kita lakukan menggunakan pisau, seperti menyiapkan bahan makanan, menyembelih ayam, dan hal-hal positif lainnya.

Begitulah tekhnologi digital yang ada saat ini. Banyak hal positif yang dapat dilakukan menggunakan tekhnologi digital, termasuk da’wah nabawiyyah.

Banyak situs web dan channel youtube serta halaman media sosial yang menyajikan ilmu dan da’wah. Namun diperlukan kebijakan kita untuk memilah dan memilih yang sesuai dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah Asy’ariyah Syafi’iyah. Karena inilah yang telah diajarkan oleh para wali sembilan atau wali songo. Ajaran yang dibawa oleh para keturunan Nabi Muhammad shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam.

Ajaran para wali sembilan ini kemudian terus diajarkan oleh para habaib dan kiyai yang sanad mereka bersambung kepada para ulama dari keturunan Nabi Muhammad shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam hingga ke era digital ini. Hingga kita mengenal para penda’wah, muballigh, para ustadz yang mengajarkan ajaran Asy’ariah dalam aqidahnya, dan madzhab Syafi’i dalam fiqihnya.

Dalam hal aqidah, mereka banyak merujuk kepada kitab Shifat Dua Puluh susunan Habib Utsman bin Abdulloh bin Aqil bin Yahya atau kepada kitab Aqidatul Awwam. Sedangkan dalam fiqih mereka menggunakan kitab Safinatun Naja atau Risalatul Jami’ah. Kitab-kitab tipis itu mereka jelaskan menggunakan kitab-kitab tebal para ulama Ahlus Sunnah yang sudah mereka kuasai.

Sedangkan dalam segi akhlaq, mereka banyak merujuk kepada Imam al-Ghozali dan Habib Abdulloh al-Haddad. Dimana dalam contoh praktiknya, mereka melihat langsung kepada guru-guru mereka yang telah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga memandang wajah mereka saja sudah membuat kita mengingat Alloh dan Rosul-Nya.

Itulah mereka yang akan menjadikan kita sebagai masyarakat yang nabawi. Para ulama yang mengajak kita kepada Alloh dan Rosul-Nya, dan bukan mengajak kita kepada politikus, artis dan yang lainnya.

SebelumnyaPendengaran dan Tingkat Kekerasan SuaraSesudahnyaOpen Donasi Acara Peringatan Maulid Nabi 1445 H
Tahun Berdiri1997